CERPEN POHON KERAMAT
POHON KERAMAT Ada sebatang pohon yang dianggap keramat di dusunku. Kami menamainya sebagai pohon pendengar. Hampir setiap hari ada orang yang datang kepadanya. Pagi hari, siang hari, sore hari, malam hari. Ada juga di jam-jam subuh ketika kebanyakan orang terlelap. Karena terlalu banyak warga dusun yang datang, maka kunjungan ke pohon pendengar harus berdasar izin dari kepala dusun. Dia yang mengatur pertemuan antara warga dengan pohon keramat. Namun seiring banyaknya orang yang datang, kepala dusun memutuskan untuk menunjuk satu orang untuk mengurusnya. Pemilihannya tidak asal. Orang itu harus berasal dari garis keturunan dukun. Orang pintar. “Apa nenek pernah ke sana? Ke pohon keramat?” tanyaku sembari memetiki daun kangkung yang akan disantap saat makan siang nanti. Nenek tersenyum, membuat keriput di wajahnya makin kentara. “Untuk apa?” “Karena manusia tidak dapat dipercaya, bukan tempat menyimpan rahasia. Pohon itu tidak akan menceritakan rahasi